Balai TN Gunung Rinjani Fokuskan Penataan dan Evaluasi Keselamatan
Mataram, NTB — Seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani akan ditutup sementara selama 10 hari mulai tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025. Keputusan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Penguatan Aspek Keselamatan dan Penanggulangan Insiden Kedaruratan yang digelar pada 22 Juli 2025.
Rapat tersebut melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia serta Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Table of Contents
Daftar Jalur Pendakian Rinjani yang Ditutup Sementara
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) memastikan bahwa seluruh jalur pendakian resmi akan ditutup total selama masa evaluasi dan perbaikan. Jalur yang terdampak meliputi:
- Jalur Senaru – Kabupaten Lombok Utara
- Jalur Torean – Kabupaten Lombok Utara
- Jalur Sembalun – Kabupaten Lombok Timur
- Jalur Timbanuh – Kabupaten Lombok Timur
- Jalur Tetebatu – Kabupaten Lombok Timur
- Jalur Aik Berik – Kabupaten Lombok Tengah
Penutupan ini berlaku untuk semua aktivitas pendakian, termasuk yang sudah memiliki tiket masuk dalam rentang tanggal tersebut.
Mengapa Pendakian Ditutup Sementara?
Penutupan jalur tidak dilakukan tanpa alasan. BTNGR menyampaikan bahwa masa penutupan ini akan dimanfaatkan untuk:
- Melakukan perbaikan jalur pendakian guna meningkatkan keselamatan pendaki.
- Menata ulang fasilitas pendukung, seperti shelter, toilet, dan papan penunjuk arah.
- Mengevaluasi sistem pencarian, penyelamatan, dan evakuasi yang selama ini berjalan.
- Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) petugas lapangan, tenaga penyelamat, dan operator wisata alam.
- Melakukan koordinasi lintas lembaga dalam rangka evaluasi tata kelola wisata pendakian Rinjani.
Informasi ini telah diumumkan secara resmi melalui akun Instagram BTNGR (@btn_gn_rinjani) pada Rabu, 23 Juli 2025.
Bagaimana dengan Pendaki yang Sudah Beli Tiket?
Bagi pendaki yang telah membeli tiket untuk periode 1–10 Agustus 2025, BTNGR memberikan dua opsi:
- Penjadwalan ulang (reschedule) ke tanggal lain setelah penutupan berakhir.
- Pengembalian dana penuh (refund) bagi yang memilih membatalkan pendakian.
Pendaki diminta untuk segera menghubungi platform pemesanan resmi tempat mereka membeli tiket untuk memproses salah satu opsi tersebut.
Latar Belakang Penutupan: Rangkaian Kecelakaan Serius di Rinjani
Penutupan ini tidak lepas dari rentetan insiden kecelakaan serius yang terjadi sejak pertengahan Juni 2025. Empat kasus besar menyorot perhatian publik dan menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan penutupan sementara.
Berikut adalah daftar insiden yang terjadi:
- Juliana Marins (Brasil)
- Tanggal kejadian: Sabtu, 21 Juni 2025
- Lokasi: Jurang menuju Danau Segara Anak
- Proses evakuasi memakan waktu empat hari. Juliana ditemukan di kedalaman 600 meter dan dievakuasi secara manual menggunakan sistem tali.
- Nazli bin Awang Mahat (Malaysia)
- Tanggal kejadian: Kamis, 26 Juni 2025
- Tergelincir sejauh 200 meter di jalur Danau Segara Anak.
- Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan (TNGR, SAR, TNI, Polri) dan korban dilarikan ke Puskesmas Sembalun untuk penanganan medis.
- Benedikt Emmeneger (Swiss)
- Tanggal kejadian: Rabu, 16 Juli 2025
- Terjatuh saat menuruni jalur Pelawangan menuju Danau Segara Anak.
- Evakuasi berlangsung pada hari yang sama menggunakan helikopter. Korban mengalami patah tulang dan luka di sekitar mata.
- Sarah Tamar van Hulten (Belanda)
- Tanggal kejadian: Kamis, 17 Juli 2025
- Terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun.
- Evakuasi dilakukan melalui udara dan korban langsung diterbangkan ke RS BIMC Bali.
Penutup: Pendakian Aman, Butuh Manajemen yang Lebih Kuat
Langkah penutupan sementara ini menunjukkan komitmen pemerintah dan pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani untuk mengedepankan keselamatan, kesiapsiagaan, dan kualitas layanan wisata alam.
Diharapkan, setelah masa penutupan berakhir, jalur pendakian Gunung Rinjani dapat kembali dibuka dengan sistem yang lebih baik dan risiko yang lebih terkendali.